Wednesday, January 12, 2011

Hukum berkaitan Wanita dalam Islam...

1) Diharamkan seorang lelaki berduaan dengan seorang wanita tanpa ada muhrimnya.
Nabi Muhammad S.A.W besabda: "Janganlah sekali-kali seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali bersama muhrimnya." (Muttafaq 'Alaihi)

2) Dibolehkan bagi seorang wanita solat di Masjid. Jika dikuatiri timbul fitnah (godaan/menarik perhatian kaum lelaki), maka dimakruhkan.
Berkata 'Aisyah r.ha: Seandainya Rasulullah S.A.W mengetahui apa yang dilakukan oleh para wanita, tentulah beliau akan melarang mereka pergi ke mesjid, sebagaimana telah dilarang wanita Bani Israel." (Muttafaq 'Alaihi)

3) Sebagaimana solatnya laki-laki di Masjid mendapatkan pelipat gandaan pahala, demikian pula solatnya wanita di rumahnya.
Pernah suatu ketika datang seorang wanita menghadap baginda Nabi S.A.W dan berkata: "Wahai Rasulullah S.A.W, sesungguhnya aku senang shalat bersama engkau. Nabi S.A.W menjawab," Aku sudah tahu, bahwa kamu senang shalat bersamaku, dan shalatmu di bilikmu lebih baik bagimu dari pada shalatmu di kamarmu, dan shalatmu di kamarmu lebih baik daripada shalatmu di rumahmu, dan shalatmu di rumahmu lebih baik bagimu daripada shalatmu di masjid kaummu, dan shalatmu di masjid kaummu lebih baik bagimu daripada shalatmu di masjidku." (H.R Ahmad). Beliau juga bersabda: "Sebaik-baik masjid bagi kaum wanita adalah rumah-rumah mereka." (H.R Ahmad)

4) Tidak wajib bagi seorang wanita untuk menunaikan haji maupun umrah melainkan jika ada muhrim yang menemaninya. Ia tidak diperkenankan untuk bepergian tanpa ada muhrimnya. 
Hal ini berdasarkan sabda Nabi S.A.W : "Janganlah seorang wanita bepergian melebihi 3 malam, kecuali bersamanya seorang murim." (Muttafaq 'Alaihi)

5) Diharamkan bagi wanita untuk berziarah kubur dan mengiringkan jenazah.
Berdasarkan sabda Nabi S.A.W: "Allah melaknat para wanita yang suka berziarah kubur."
Ummu 'Athiyah r.ha berkata: "Kami dilarang untuk mengiring jenazah, akan tetapi kami tidak dilarang dengan larangan yang keras." (H.R Muslim)

6) Seorang wanita wajib untuk diberikan bahagiannya dari harta waris sebagaimana yang telah Allah tetapkan untuknya. Diharamkan untuk melarangnya dari hal itu.
Diriwayatkan bahwa Nabi S.A.W bersabda: "Siapa saja memutus (meniadakan/menghilangkan) warisan dari ahli warisnya, maka Allah akan memutus warisannya dari syurga pada hari kiamat nanti." (H.R Ibnu Majah)

7) Diwajibkan atas seorang suami untuk memberikan nafkah terhadap isterinya, iaitu segala keperluan yang sudah dibutuhkannya seperti makan, minum, pakaian dan tempat tinggal dengan cara yang baik. 
Allah S.W.T berfirman: "Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya dan orang yang disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya." (Q.S Ath-Thalaq: 7)
Jika ia tidak bersuami, maka wajib atas ayah, saudara atau anaknya untuk memberikan nafkah kepadanya. Apabila ia tidak mempunyai kerabat, maka disunahkan untuk memberikan nafkah baginya dari orang lain.
Tersebut dalam sebuah hadis: "Orang yang menjaga (menanggung) janda dan orang miskin seperti mujahid fi sabilillah, atau orang yang melakukan qiyamullail di malam hari dan puasa di siang hari." (Muttafaq 'Alaihi)

8) Seorang wanita lebih berhak mengasuh anaknya yang masih kecil selama ia belum menikah lagi. Hendaklah ayahnya memberikan nafkah yang diberikan oleh ibunya selama ia berada satu rumah dengannya.


9) Tidak disunahkan seorang wanita memulai mengucapkan salam, terutama jika ia masih muda atau dikuatirkan mengundang perhatian/godaan.


10) Disunahkan mencukur bulu kemaluan, bulu ketiak dan kuku setiap Jumaat. Dimakruhkan untuk membiarkannya tumbuh lebih dari 40 hari.


11) Diharamkan mencabut bulu wajah termasuk alis mata.
Nabi S.A.W bersabda: "Allah S.W.T melaknat wanita yang mencabut bulu wajahnya dan wanita yang minta dicabut bulu wajahnya." (H.R Abu Dawud)

12) Ihdad (berkabung). Diharamkan bagi wanita berihdad (berkabung) lebih dari 3 hari atas meninggalnya seseorang kecuali kerana wafatnya suami. 
Berdasarkan sabda Nabi S.A.W: "Tidak halal bagi wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir berihdad (berkabung) lebih dari 3 hari atas kematian seseorang, kecuali atas kematian suaminya." (H.R Muslim)
Maka wajib baginya untuk berihdad atas kematian suaminya selama empat bulan sepuluh hari. Semasa ihdad, ia tidak boleh berdandan, memakai wangi-wangian seperti za'faran, memakai perhiasan walaupun hanya sekadar cincin, memakai pakaian dandanan yang berwarna-warni (seperti merah/kuning), berhias dengan memakai pacar/make-up, memakai celak dan perfum. Ia boleh memotong kuku, mencabut bulu dan mandi, dan tidak wajib memakai pakaian dengan warna tertentu seperti warna hitam. Masa iddah wajib dilakukan di rumah tempat suaminya meninggal, dan saat itu ia ada di sana. Tidak boleh berpindah dari situ kecuali ada keperluan, dan tidak boleh keluar dari rumahnya kecuali ada keperluan pada waktu siang hari.


13) Diharamkan atas seorang wanita untuk memotong rambut kepalanya jika tidak dalam keadaan darurat. Diperbolehkan memendekkan rambut dengan syarat tidak menyerupai lelaki. 
Hal ini berdasarkan hadis: "Rasulullah S.A.W melaknat wanita yang menyerupai lelaki atau menyerupai wanita kafir." Dan tidak pula menyerupai wanita kafir. Ini berdasarkan hadis: "Siapa saja meniru suatu kaum, maka dia termasuk dari mereka." (H.R Abu Daud)

14) Wajib bagi seorang wanita ketika akan keluar rumah untuk badannya dengan jilbab yang memenuhi syarat-syarat berikut:
1) Meliputi seluruh bahagian tubuh 2) Pada dasarnya (hijab tersebut) bukan perhiasan 3) Harus tebal, tidak tembus pandang 4) Harus lebar,tidak sempit 5) Tidak memakai perfume wangi 6)Tidak menyerupai lelaki 7) Tidak menyerupai pakaian wanita kafir 8) Bukan termasuk pakaian yang mengundang perhatian


15) Diharamkan memakai pakaian yang terdapat gambar manusia atau haiwan, menggantungkannya, menjadikannya sebagai tabir atau menjualnya.


16) Aurat wanita terhadap orang lain terbahagi kepada 3:
1) Suami: Ia boleh melihat aurat isterinya sekehendaknya
2) Para wanita dan mereka yang punya hubungan muhrim dengannya: diperbolehkan melihat apa yang biasa nampak seperti wajah, rambut, leher, tangan, lengan bawah, kaki dan sejenisnya.
3) Lelaki lain tidak boleh melihat sedikit pun darinya kecuali bila diperlukan seperti ketika melamar, pengubatan dll.
Kerana yang mendatangkan godaan dari seorang wanita adalah terletak pada wajahnya.
Berkata Fatimah binti al-Mundzir r.a: "Kami menutup wajah kami dari (pandangan) lelaki." (Riwayat al-Hakim). 'Aisyah r.ha berkata: "Suatu ketika satu rombongan melewati kami ketika kami bersama Rasulullah S.A.W dalam keadaan berihram. Ketika mereka telah dekat, kami mengulurkan jilbab dari kepala ke wajah. Dan jika mereka telah berlalu, maka kami membukanya kembali." (H.R Abu Dawud)


17) Iddah ada beberapa macam:
1) Iddah hamil: Iddah talak dan iddah kematian suaminya sampai melahirkan anak dalam kandungannya.
2) Iddah kematian suaminya: 4 bulan 10 hari
3) Apabila seorang isteri diceraikan suaminya dalam keadaan haidh, maka iddahnya 3 kali haidh, dan iddahnya itu berakhir dengan sucinya ia dari haidh yang ketiga.
4) Apabila ditalak tidak dalam keadaan haidh: iddahnya 3 bulan
Wanita yang ditalak raj'i wajib untuk tetap tinggal bersama suaminya selama masa iddah. Bagi si suami,boleh melihat apa saja yang ia sukai dari isterinya yang dicerai tersebut, berkhalwat (berduaan) dengannya sampai berakhirnya masa iddah. Semoga Allah S.W.T menyatukan kembali mereka berdua. 
Ruju' tidak perlu adanya ridha dari si isteri jika ditalak raj'i. Rujuk dapat terjadi dengan ucapan si suami: "Aku merujukmu", atau apabila terjadi hubungan badan antara keduanya.


18) Seorang wanita tidak boleh menikahkan dirinya.
Nabi Muhammad S.A.W bersabda: "Siapa saja wanita yang menikah tanpa seizin dari walinya, maka nikahnya batil." (H.R Abu Dawud)


19) Diharamkan seorang wanita untuk menyambung rambutnya dengan rambut lain atau mentatu sebahagian dari tubuhnya. Keduanya adalah termasuk dosa besar.
Berdasarkan sabda Nabi Muhammad S.A.W: "Allah melaknat wanita yang menyambung rambut (memakai konde/sanggul) dan yang minta disambung rambutnya, juga wanita yang mentatu dan yang minta ditatu." (H.R Muttafaq 'Alaihi)


20) Diharamkan atas seorang wanita untuk minta diceraikan suaminya tanpa ada sebab.
Nabi Muhammad S.A.W bersabda: "Wanita yang meminta cerai kepada suaminya dengan tanpa alasan yang benar, maka haram baginya aroma syurga." (H.R Abu Dawud)


21) Wajib bagi seorang wanita untuk mentaati suaminya dalam hal kebaikan, terutama bila diajak berhubungan intim.
Nabi Muhammad S.A.W bersabda: "Jika seorang suami mengajak isterinya ke tempat tidurnya (untuk berhubungan intim) namun menolak, kemudian suaminya tidur dalam keadaan murka, maka malaikat akan melaknatnya hingga pagi tiba." (H.R Muttafaqun 'Alaihi)

22) Diharamkan atas seorang wanita untuk memakai wangi-wangian jika ia tahu bahawa ia akan melewati lelaki yang bukan muhrimnya.
Berdasarka hadis: "Seorang wanita yang memakai wangi-wangian lalu melewati suatu kaum dengan tujuan agar mereka mencium baunya, maka ia begini dan begini, yakni penzina." (H.R Abu Dawud)

Wallahualam. Moga kita kaum wanita dapat mengambil hukum-hakam ini dan melaksanakan dalam kehidupan seharian kita. Insya-Allah.